Trump Terpilih Presiden AS Lagi, Elon Musk Jadi Sorotan
[hanomantoto]
TEMPO.CO, Jakarta – Pemilu AS 2024 kembali mengantarkan Donald Trump menjadi Presiden AS ke 47 alias jalan lempang ke Gedung Putih. Dan tidak ada tokoh bisnis yang lebih vokal mendukung Trump selain Elon Musk.
CEO Tesla dan SpaceX ini bukan hanya menyumbangkan dana hampir $119 juta untuk mendukung Trump, tetapi juga tampil di beberapa acara kampanye dan bahkan mengadakan wawancara eksklusif dengannya di platform media sosial miliknya, X.
Kemenangan Trump berdampak langsung pada saham Tesla, yang naik 13% saat pembukaan pasar pada hari Rabu dan menutup perdagangan dengan kenaikan hampir 15%. Hal ini meningkatkan nilai kepemilikan saham Tesla Musk hingga $15 miliar — suatu lonjakan besar yang merepresentasikan pengembalian hingga 12,761% dari jumlah sumbangan Musk kepada kampanye Trump seperti dilansir dari CNN.
Dampak Positif Kemenangan Trump untuk Tesla
Kenaikan saham Tesla memperlihatkan ekspektasi investor bahwa kemenangan Trump akan membawa keuntungan signifikan bagi konglomerasi Musk. Salah satu alasan utama adalah potensi percepatan dalam persetujuan teknologi kendaraan otonom atau “self-driving” yang sedang dikembangkan Tesla.
Garrett Nelson, analis dari CFRA Research, menyatakan bahwa kemenangan Trump bisa mempercepat persetujuan regulasi untuk teknologi ini, yang masih dalam tahap investigasi oleh otoritas keamanan federal akibat serangkaian kecelakaan yang melibatkan fitur “Full Self-Driving” (FSD).
Trump mungkin akan mengurangi pengawasan terhadap fitur-fitur otonom Tesla, sesuatu yang dikhawatirkan investor di bawah pemerintahan yang lebih ketat soal regulasi. Nelson bahkan meningkatkan rekomendasinya untuk saham Tesla dari “Hold” menjadi “Buy,” dengan target harga saham naik menjadi $375 per lembar.
Potensi Risiko bagi Tesla
Meski Trump menang, risiko juga mungkin muncul bagi Tesla, terutama terkait kebijakan lingkungan yang selama ini mendukung pengembangan mobil listrik. Di bawah pemerintahan Joe Biden, Tesla diuntungkan oleh berbagai subsidi untuk EV, termasuk kredit pajak sebesar $7.500 bagi pembeli mobil listrik dan investasi besar dalam infrastruktur pengisian daya.
Trump berencana untuk menghapus apa yang disebutnya sebagai “mandat EV Biden,” meskipun tidak ada mandat spesifik untuk EV yang diberlakukan. Trump juga bisa mengubah aturan terkait kredit pajak bagi mobil listrik, yang kemungkinan akan memengaruhi permintaan pasar EV secara umum.
Meskipun demikian, Musk tampak percaya diri terhadap kemampuan Tesla untuk bersaing tanpa subsidi ini, bahkan pernah menyebut bahwa penghapusan subsidi akan lebih berdampak pada produsen mobil tradisional yang baru masuk ke pasar EV.
Risiko lain yang lebih besar datang dari kemungkinan perang dagang dengan Tiongkok. Mengingat lebih dari 40% pengiriman global Tesla berasal dari pasar Tiongkok, setiap ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok berpotensi mengancam operasi Tesla. Menurut Ives, “Trump kemungkinan akan memperketat kebijakan terhadap Tiongkok, yang bisa berdampak negatif pada Tesla.”
Mengapa Elon Musk Bersikeras Dukung Trump?
Sebagai pendukung Trump, Musk diketahui telah mengeluarkan dana besar, termasuk hampir $120 juta untuk mendanai kelompok pendukung Trump. Menurut ahli strategi politik Bradley Tusk, Musk percaya kemenangan Trump akan membuka lebih banyak peluang bisnis untuknya, seperti kontrak NASA untuk SpaceX, lebih banyak kontrak federal untuk Starlink, insentif untuk Tesla, perlindungan hukum bagi Twitter, dan manfaat lainnya untuk perusahaannya seperti dilansir dari Euro News.
Jika Kamala Harris terpilih sebagai presiden, Musk diperkirakan akan mengalami kerugian finansial yang besar. Pada bulan Agustus, Trump bahkan menyebut bahwa ia akan menunjuk Musk sebagai menteri atau penasihat jika terpilih lagi, memujinya sebagai sosok yang cerdas.
EURONEWS | CNN
Pilihan editor: Ucapkan Selamat, Vatikan Harapkan “Kebijaksanaan” dari Trump
Tinggalkan Balasan