Tribute to W.S. Rendra di Bandung, Gelar Pameran Lukisan Sampai Teater
[hanomantoto]
TEMPO.CO, Bandung – Panitia acara Tribute to W.S. Rendra menggelar acara pameran lukisan dan teater di Bandung mulai 5-10 November 2024 berjudul “Hai, Kamu!” Pameran lukisan berlangsung di Museum Barli sedangkan pementasan teater di Aula Perpustakaan Ajip Rosidi.
Menurut kurator di Museum Barli, Rizky Oktoviandy, belasan lukisan yang dipamerkan bertema dari lirik karya puisi dan sajak W.S. Rendra. Misalnya ada yang berjudul ‘Kecoa Pembangunan’ dengan obyek muka orang yang abstrak seperti kecoa. “Jadi kata-kata dari karya Rendra ditransformasi menjadi visual,” katanya, Jumat 8 November 2024.
Jadwal Pameran Lukisan dan Pentas Teater Terinspirasi W.S. Rendra
Para senimannya berasal dari sekitar Jakarta, yaitu Ames Abadi, A Delano W, E. Karnaen, Irwan Jamal, Idris Brandy, Mario Lasol. Kemudian Marsha Fauzi, Mayek Prayitno, Noris Khrisna Mukti, Raffif Amar, Suyatno, dan Thariq Fauzi. Waktu pameran dibuka setiap hari dari 5-10 November pukul 10.00-22.00 WIB di Museum Barli, Jalan Prof. Dr. Ir Sutami Nomor 91, Bandung.
Sementara pentas teater menampilkan Monolog ‘Sajak Anak Muda’ pada 6 November 2024 oleh Sparepart Teater. Kemudian ‘Ritus Kontra Kebisuan’, 7 November oleh Demam Teater, Monolog Manusia Rendra pada 8 November oleh Gusjur Mahesa. Sedangkan ‘Kesaksian Burung Kondor’ pada 9 November akan dibawakan oleh Irwan Jamal Teater Piktorial, lalu penutupnya Kesaksian Akhir Abad pada 10 November oleh Heksa Ramdono Teater Candu.
Profil Willibrodus Surendra Broto Narendra
Willibrordus Surendra Broto Narendra, alias W.S. Rendra merupakan penyair, dramawan, aktor, dan sutradara teater, kelahiran Surakarta atau Solo pada 7 November 1935. Ia wafat di Depok pada 6 Agustus 2009. Dari laman Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Rendra terlahir dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah.
Ayahnya adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan bahasa Jawa di sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional. Ibunya adalah penari srimpi di Keraton Surakarta. Masa kecil hingga remaja Rendra berada di kota kelahirannya. Si Burung Merak julukannya, pertama kali mempublikasikan puisinya di media massa pada 1952 melalui majalah Siasat kemudian ke majalah lain hingga 1970-an.
Adapun lakon “Kaki Palsu” adalah drama pertamanya yang dipentaskan ketika masih SMP. Sementara “Orang-Orang di Tikungan Jalan” adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada saat itu ia sudah duduk di SMA.
Pada 1964, Rendra mendapatkan beasiswa di Amerika Serikat untuk belajar di American Academy of Dramatic Arts. Tiga tahun kemudian, ia pulang dan langsung mendirikan Bengkel Teater. Kelompoknya ini memberikan nuansa baru dalam kehidupan berteater. Tapi sayangnya, ia mendapatkan tekanan politik oleh rezim Orde Baru hingga membuatnya sulit tampil di muka publik.
Agar kehidupan Bengkel Teater terus berjalan, Rendra memindahkan kelompoknya bersama keluarganya di Depok. Di sini, ia membangun peradaban sendiri: berkesenian di sanggar untuk berlatih tari dan drama, hidup bersama keluarganya, dan bercocok tanam. Hingga kini, Bengkel Teater tetap ada dan berkesenian.
Tinggalkan Balasan