Top 3 Dunia: Generasi Muda Pilih Donald Trump dan Hizbullah Tak Mau Berharap ke Amerika Serikat
[hanomantoto]
TEMPO.CO, Jakarta – Top 3 dunia pada 8 November 2024, diurutan pertama berita tentang Donald Trump yang populer di kalangan generasi muda Amerika Serikat dan disebut banyak yang memilih Trump dalam pilpres AS. Survei NBC mengungkap Trump memenangkan kursi kepresidenan dengan 54 persen suara dari pemilik laki-laki untuk kandidat dari Partai Republik. Jumlah itu naik sedikit dibanding pilpres 2020 yang tercatat 51 persen.
Diurutan kedua top 3 dunia, berita tentang fakta-fakta Trump, yang pernah disembah seperti dewa. Peristiwa itu viral pada 2020, seorang petani di India bernama Bussa Krishna membuat patung Donald Trump di halaman belakang rumahnya untuk disembah setiap pagi.
Berikut top 3 dunia selengkapnya:
1. Alasan Generasi Muda Memilih Trump Jadi Presiden AS
Kandidat dari Partai Republik, Donald Trump, memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat atau Pilpres AS pada 5 November 2024. Dia berhasil mengalahkan rivalnya, Kamala Harris yang diusung Partai Demokrat.
Sebelumnya, Harris merasa telah menemukan formula jitu untuk meraih pemilih perempuan melalui kampanye yang menawarkan hak aborsi. Namun, justru Trump yang menjadi pemenang, dia mendapatkan dukungan dari kelompok laki-laki Amerika–khususnya generasi muda.
Meski generasi muda Amerika Serikat secara keseluruhan cenderung lebih liberal, namun itu bukan halangan bagi kampanye presidensial Amerik Serikat untuk memanfaatkan maskulinitas generasi muda lewat minat seperti olahraga tarung dan mata uang kripto, serta tampil di podcast yang didominasi laki-laki.
“Jika Anda seorang laki-laki di negara ini dan tidak memilih Donald Trump, Anda bukanlah seorang laki-laki,” kata Charlie Kirk, aktivis konservatif yang telah lama fokus pada suara generasi muda.
Baca selengkapnya di sini
2. Fakta-Fakta Donald Trump Pernah Disembah Seperti Dewa, Pemujanya Tewas Setelah Mogok Makan
Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika, Capres dari partai Republik itu mengalahkan Kamala Harris secara telak di Pilpres AS. Donald Trump dikenal sebagai sosok yang populer di dunia, banyak peristiwa unik dan menegangkan yang ia alami, mulai dari tersangkut kasus asusila, mondar-mandir di TV, ditembak dari jarak jauh hingga disembah manusia.
Tidak seperti presiden Amerika lainnya, Trump disebut pernah disembah seperti dewa. Dilansir dari The New York Times, Bussa Krishna memuja Donald Trump seperti dewa dan berdoa kepada patung Trump seukuran manusia di halaman belakang rumahnya setiap pagi. Kepala desanya mengatakan bahwa petani muda itu tertarik pada cara bicara Trump yang lugas dan terus terang.
Dikutip dari Times of India, Bussa Krishna menyulap tempat tinggalnya yang sederhana itu menjadi Kuil Trump. Seperti pemuja sejati lainnya, Krishna juga bermimpi mendapatkan darshan dari ‘dewa’-nya. Saat Trump akan mengunjungi India pada 24 Februari 2020 lalu, Krishna telah menaruh harapannya pada perjalanan ini. Dalam percakapan dengan TOI, Krishna mengatakan bahwa ia telah berdoa dengan sungguh-sungguh untuk bertemu Trump saat kunjungannya ke India dan bahkan berdoa untuk kesejahteraannya serta pemilihannya kembali sebagai Presiden AS selama pemilihan berikutnya.
Baca selengkapnya di sini
3. Hizbullah Tak Mau Berharap pada Presiden Amerika Serikat yang Baru
Ibrahim al-Moussawi anggota parlemen Hizbullah pada Kamis, 7 November 2024, memastikan Hizbullah menyambut setiap upaya untuk menghentikan perang di Lebanon, namun saat yang sama Hizbullah juga tak mau muluk-muluk meletakkan harapan pada Amerika Serikat siapa pun pemimpinnya. Hal itu disampaikan al-Moussawi menanggapi terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang baru.
“Itu mungkin hanya perubahan kepemimpinan, namun kalau soal Israel – kebijakannya kurang-lebih sama. Kami ingin melihat langkah nyata, kami ingin melihat keputusan yang diambil,” kata al-Moussawi.
Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon terlibat baku tembak dalam lebih dari setahun terakhir, sama seperti perang Gaza. Hanya saja intensitas meningkat pada September 2024, saat tentara Israel meningkatkan pengeboman ke Lebanon selatan dan timur hingga melakukan serangan darat ke desa-desa di perbatasan.
Baca selengkapnya di sini
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini
Tinggalkan Balasan