Teknologi Drug Coated Ballon Bantu Atasi Sumbatan Jantung, Apa Itu?
[hanomantoto]
TEMPO.CO, Jakarta – Founder lifestyle medicine sekaligus Dokter Spesialis Jantung Intervensi di Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital, Dasaad Mulijono mengatakan penggunaan teknologi drug coated ballon (DCB) alias balon berlapis obat semakin banyak digunakan dalam penanganan sumbatan pembuluh darah koroner. Teknologi ini dinilainya semakin banyak digunakan negara-negara maju. Negara maju itu beralih dari penggunaan stent (cincin/ ring jantung) ke balon berlapis obat atau DCB.
“Bahkan di negara Eropa seperti Inggris, Jerman, Prancis, dan Italia, DCB kini mendominasi hingga 80-90 persen untuk penanganan kasus penyumbatan koroner. Tindakan ini sudah beberapa tahun dilakukan di Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital Gading Serpong dengan keberhasilan yang sangat memuaskan,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 7 November 2024.
Dasaad menjelaskan, proses pemasangan DCB mirip dengan stent, tindakan dilakukan di ruangan kateterisasi (Cath Lab) dengan anestesi lokal yang dimasukkan melalui tangan atau paha kanan. “Sumbatan yang ada di koroner akan dibuka menggunakan balon khusus agar sumbatan dapat dikurangi hingga kurang dari 30 persen,” kata Dasaad Mulijono.
Selanjutnya dengan menggunakan DCB, balon dikembangkan agar obat yang ada pada balon dapat ditempelkan pada dinding pembuluh darah yang tersumbat. Setelah itu, balon ditarik keluar. Jadi tidak ada benda asing yang ditinggalkan dalam tubuh pasien.
Seiring berjalannya waktu, obat yang tertinggal di pembuluh darah koroner bersama dengan perbaikan pola hidup (lifestyle) akan menunjang tubuh pasien untuk menghilangkan sumbatan yang tersisa dan melebarkan pembuluh darah koroner melalui proses yang disebut Positif Remodelling dan Late Lumen Enlargement. “Dalam waktu 6-9 bulan diharapkan pembuluh darah koroner yang diobati dapat kembali menjadi normal kembali,” katanya.
Dasaad pun mengatakan ada 12 keuntungan yang bisa didapat pasien penyakit jantung dengan menggunakan teknologi DCB.
- Tidak meninggalkan benda asing apapun dalam tubuh pasien.
- Risiko Restenosis (penyumbatan kembali pada pembuluh darah koroner yang telah diobati) lebih rendah dan lebih mudah diperbaiki jika terjadi.
- Memberikan kesempatan pada pasien agar memiliki pembuluh darah yang dapat mengecil dan melebar sesuai dengan fungsi pembuluh darah sebagaimana semestinya (fungsi vasomotor).
- Jika suatu saat pasien memerlukan tindakan bypass maka tidak akan ada faktor yang menghalangi seperti pada pemasangan stent dengan metal.
- Penggunaan obat pengencer darah yang lebih aman dengan dosis obat yang lebih kecil dan penggunaan dua macam obat pengencer yang lebih singkat, apalagi jika dikombinasikan dengan diet D-Nutritarian.
- Lebih aman untuk pasien dengan risiko perdarahan seperti luka lambung, wasir dan untuk pasien yang ingin menjalankan operasi gigi atau tindakan invasif lainnya seperti gastroskopi dan kolonoskopi. Juga lebih aman untuk pasien-pasien yang kurang taat dalam meminum obat berkesinambungan terutama pengencer darah.
- Pilihan ideal untuk pasien yang berusia muda atau pasien yang masih aktif bekerja karena struktur pembuluh darah dipertahankan seperti aslinya.
- Dapat digunakan untuk jangka panjang dan tidak ada batasan jumah DCB yang digunakan karena tidak ada benda asing yang ditinggalkan.
- Siap untuk teknologi masa depan seperti rekayasa genetika atau penggunaan artificial intelligence sebab pembuluh darah tetap dipertahankan strukturnya seperti sedia kala.
- Pekerjaan tindakan menjadi lebih mudah dan dampak radiasi menjadi lebih kecil.
- Pembuluh darah koroner diberikan kesempatan untuk menjadi besar mengalami yang disebut dengan positif remodeling dan memberikan kesempatan agar plak menjadi kecil yang disebut regresi. Terutama jika dikombinasikan dengan diet D-Nutritarian.
- Risiko terjadinya alergi terhadap metal seperti dalam pemasangan stent dan radang menahun (inflamasi kronis) dapat dihindari.
Diet D-Nutritarian dan Manfaatnya dalam Penggunaan DCB
Dasaad menambahkan bahwa selain teknologi yang mumpuni, pasien pun harus mengikuti diet d-nutritarian, yaitu diet yang merupakan pola makan nabati sehat berbasis makanan utuh. Founder lifestyle Medicine dan Dokter Spesialis Jantung Intervensi di Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital itu mengatakan program diet tersebut dapat mendukung efektivitas dan keuntungan penggunaan DCB secara sempurna. Oleh karena itu, pola hidup sehat, termasuk diet nabati yang kaya manfaat nutrisi, sangat penting untuk memastikan bahwa pembuluh darah koroner tetap sehat, juga program kami dapat mengurangi kemungkinan terjadinya restenosis dan sumbatan yang baru.
Tinggalkan Balasan