[hanomantoto]

TEMPO.CO, Jakarta – Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil berencana akan menerapkan penggunaan aplikasi sekaligus teori digital dan teori ekonomi ojek online (ojol) untuk pengolaan memilah sampah, jika nanti terpilih menjadi Gubernur Jakarta periode 2024-2029.

“Jadi nanti bisa milah sampah, ada poin-nya nanti di apps-nya, kayak go waste gitu ya kayak go food,” kata Ridwan Kamil saat menjawab pertanyaan dari salah seorang peserta dalam acara dialog perencanaan penataan perumahan, di JS Luwansa Hotel Convention, Rasuna Said, Jakarta Selatan, pada Kamis, 7 November 2024. 

Setelah sampah berhasil dipilah, orang yang menjemput atau mengambil hasil pilihannya juga mendapat point di aplikasi yang disediakan. “Jadi saya akan gunakan teori digital, teori ekonomi ojol dalam ngurusin sampah,” kata Ridwan Kamil. 

Selain itu, Mantan Gubernur Jawa Barat ini berjanji akan menjadikan sampah di TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, menjadi batako. “Bantargebang kan udah 16 lantai ya, saya akan mengikuti yang dilakukan di Singapura, sampahnya diubah jadi batako,” kata dia.

Menurut Ridwan Kamil, sampah di Bantargebang yang saat ini tidak ada nilai ekonominya akan dikonversi oleh teknologi menjadi batako. Bongkahan sampahnya juga bisa dipakai untuk mereklamasi. “Nah inilah yang kita sebut dengan teori sirkular ekonomi,” ujarnya. 

Reklamasi yang dimaksud adalah salah satu proyek dari Presiden Prabowo Subianto, yaitu Giant Sea Wall di Jakarta Utara. Ridwan Kamil menyebut material reklamasi akan berasal dari olahan sampah Bantar Gebang.

“Jadi 40 persen dari pasir laut, 60 persennya dari sampah Bantar Gebang yang sekarang nganggur,” kata Ridwan Kamil.

Saat ini, pengelolaan sampah di Jakarta masih mengandalkan pembuangan ke TPST Bantar Gebang. Sekitar 6.500-7.000 ton sampah dibuang ke sana setiap harinya.



hanomantoto