Presiden Korea Selatan Minta Maaf Soal Kontroversi Ibu Negara, Ini Sederet Ulah Kim Keon Hee
[hanomantoto]
TEMPO.CO, Jakarta – Dalam pidato serta konferensi pers yang disiarkan di televisi lokal, Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menyampaikan permintaan maaf karena istrinya, Kim Keon Hee kerap diliputi kontroversi. Ia menyampaikan permintaan maaf sembari menundukkan kepala dan mengatakan bahwa ibu negara telah berjanji padanya untuk mengubah diri menjadi lebih baik.
Kontroversi dan Skandal Ibu Negara Korea Selatan
1. Intervensi Kandidat dalam Pemilu
Pada bulan September, News Tomato melaporkan bahwa Kim Keon Hee secara tidak sah terlibat dalam pencalonan kandidat untuk pemilihan sela pada 2022 dan pemilihan parlemen 2024. Laporan awal dan investigasi lanjutan oleh media arus utama mengungkap bahwa Kim memanfaatkan hubungannya dengan Myung Tae-kyun, sosok bayangan yang terkait dengan sebuah lembaga survei, untuk campur tangan dalam proses pencalonan kandidat.
2. Palsukan Resume Kerjanya
Kim meminta maaf atas apa yang dia sebut sebagai “berlebihan” dalam aplikasi pekerjaannya ke Universitas Suwon pada 2007 dan Universitas Anyang pada 2013. Ia mengungkapkan penyesalannya karena membawa publisitas negatif pada suaminya.
“Saya melakukan kesalahan saat mencoba menyeimbangkan karier dan studi saya,” kata Kim dalam konferensi tersebut. “Saya membesar-besarkan pengalaman masa lalu saya agar terlihat menonjol, dan sekarang saya melihat kembali hal itu dengan rasa malu.”
Dalam résumé yang dia kirim ke Universitas Wanita Suwon pada 2007, Kim mengklaim bahwa dia telah menjabat sebagai direktur Asosiasi Industri Game Korea selama tiga tahun mulai 2002, sebelum asosiasi itu secara resmi didirikan. Kim juga menulis dalam résumé tahun 2007 bahwa dia mengikuti “Program Eksekutif Bisnis Hiburan dan Media” di Universitas New York dari Oktober hingga November 2006. Namun, program serupa bernama “Hiburan, Media, dan Teknologi” hanya tersedia untuk mahasiswa MBA tahun kedua di universitas tersebut, dan Kim bukan salah satunya.
Dalam résumé lain yang dikirim ke Universitas Anyang pada 2013, dia mengklaim telah memenangkan hadiah utama dalam kategori animasi pada Festival Kartun & Animasi Internasional Seoul 2004, yang disponsori oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, tetapi kementerian tersebut tidak memiliki catatan Kim sebagai penerima hadiah.
Pada akhir Januari 2024, Kim Keon-hee menuai kontroversi setelah mengatakan bahwa ia akan mengancam jurnalis dengan memenjarakan mereka yang mengkriitk suaminya. Kritikan tersebut termasuk selama kampanye Pilpres Korsel 2022. “Jika saya berhasil mencapai Blue House, saya akan menjebloskan mereka semua ke penjara,” ujar Kim saat itu, dilansir dari The Straits Times.
Pada akhir 2023, Kim diduga telah menerima gratifikasi tas tangan merk mewah, Christian Dior. Skandal ini telah menyebabkan kegaduhan politik di Korea Selatan dan berkontribusi pada kekalahan telak partai berkuasa Presiden Yoon Suk Yeol pada pemilu April.
Setelah penyelidikan selama berbulan-bulan mengenai apakah Kim melanggar undang-undang antikorupsi, jaksa penuntut menyimpulkan bahwa meskipun ia menerima tas tangan, produk kecantikan Chanel, dan wiski dari seorang pendeta, hadiah-hadiah ini tidak berhubungan dengan tugas resminya dan tidak ada imbalan yang diberikan, kata Yonhap mengutip kantor kejaksaan.
Jaksa juga memutuskan untuk membatalkan tuntutan suap terhadap pendeta, Pendeta Abraham Choi, seorang kenalan keluarga Kim, yang diam-diam merekam percakapan tersebut dengan kamera tersembunyi dan kemudian merilis video tersebut di saluran YouTube sayap kiri yang anti-Yoon, kata Yonhap.
Anggota parlemen oposisi telah menyerukan penyelidikan penasihat khusus atas kasus ini dan dugaan penyimpangan lain yang melibatkan Ibu Negara. Parlemen yang dikuasai oposisi meloloskan rancangan undang-undang penyelidikan bulan lalu, yang diveto oleh Yoon.
Presiden Korea Selatan menggambarkan skandal itu sebagai manuver politik. Namun, ia kemudian meminta maaf atas “perilaku tidak bijaksana” istrinya dan berjanji untuk memperbaiki peraturan untuk memastikan insiden seperti itu tidak terjadi lagi.
ANANDA RIDHO SULISTYA | REUTERS
Tinggalkan Balasan