[hanomantoto]

TEMPO.CO, JakartaPenerbangan Ryanair dari Bandara East Midlands, Inggris, ke Tenerife, Spanyol, mempercepat pendaratan pada Senin, 4 November 2024. Pendaratan itu dilakukan karena beberapa penumpang berperilaku rusuh, salah satunya bahkan buang air kecil di lorong.

Insiden tersebut terjadi pada penerbangan FR3152 yang berangkat pukul 06.29 pagi. Penerbangan dari bandara asal ke tujuan makan waktu sekitar 4,5 jam. Setelah perilaku rusuh itu, kru memutuskan meminta bantuan polisi saat mereka mendarat.

Ryanair kemudian mengonfirmasi bahwa insiden tersebut ditangani sebagai masalah keselamatan dengan prioritas tinggi karena tindakan penumpang yang tidak biasa dan tidak tertib.

Penjelasan Maskapai Penerbangan

Juru bicara Ryanair menjelaskan bahwa awak pesawat penerbangan itu meminta bantuan polisi setelah sejumlah kecil penumpang bersikap mengganggu di dalam pesawat.

“Pesawat itu disambut oleh polisi setempat saat tiba di Bandara Tenerife dan para penumpang ini dipindahkan. Ini sekarang menjadi masalah bagi polisi setempat,” kata dia, seperti dilansir dari Independent.co.uk, Kamis, 7 November 2024.

Pesawat itu mendarat tepat sebelum pukul 11 pagi waktu setempat, sedikit lebih cepat dari yang dijadwalkan. 

Gangguan Penumpang Melonjak

CEO Ryanair Michael O’Leary mengatakan kepada podcast perjalanan The Independent pada Agustus bahwa gangguan penumpang telah melonjak pada penerbangan. Salah satu pemicunya adalah tingginya tingkat penundaan penerbangan sepanjang musim panas, bersamaan dengan meningkatnya jumlah penumpang yang mengonsumsi narkoba dan minum alkohol.

“Kami melihat angka yang memecahkan rekor. Kami dan sebagian besar maskapai penerbangan di seluruh Eropa melihat lonjakan penumpang yang tidak puas di dalam pesawat, khususnya musim panas ini,” kata bos maskapai penerbangan berbiaya rendah terbesar di Eropa itu.

Dia menambahkan bahwa penundaan penerbangan mencapai rekor tertinggi musim panas ini. Orang-orang yang terdampak akhirnya menghabiskan waktu di bandara untuk minum sebelum naik pesawat.

O’Leary juga mengatakan bahwa setiap minggu, kru Ryanair juga menangani setidaknya satu kasus penyerangan yang parah setiap minggu. Padahal, lima atau 10 tahun yang lalu hampir tidak ada. Jadi, dia pernah meminta bandara untuk membatasi minuman beralkohol menjadi dua gelas per orang sebelum naik pesawat.

September lalu, seorang penumpang Ryanair harus dikeluarkan dari penerbangan ke Ibiza setelah memukul awak kabin dan meludahi sesama penumpang. Penerbangan dari Manchester ke Ibiza terpaksa dialihkan ke Toulouse setelah tindakan kekerasan tersebut. Seorang saksi mata mengklaim bahwa kemarahan itu dimulai setelah seorang awak pesawat mencoba melepaskan botol vodka bebas bea yang telah ia minum selama penerbangan.

Pencegahan Insiden dalam Penerbangan

Maskapai penerbangan telah menerapkan berbagai protokol sebagai pencegahan insiden dalam penerbangan, mulai dari pemeriksaan prapenerbangan yang ketat hingga pengumuman dalam penerbangan tentang konsekuensi perilaku yang tidak tertib. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah personel keamanan dalam pesawat juga meningkat pada rute berisiko tinggi untuk mengurangi potensi ancaman. Selain itu, banyak maskapai penerbangan sekarang bekerja sama erat dengan lembaga penegak hukum untuk menangani gangguan saat mendarat, memastikan tindakan yang cepat dan tegas bila diperlukan.

Insiden gangguan dalam penerbangan tidak hanya menyebabkan masalah keselamatan langsung tetapi juga memiliki implikasi jangka panjang bagi maskapai penerbangan dan industri perjalanan. Di luar kerusakan reputasi, maskapai penerbangan sering kali menghadapi penundaan, biaya tambahan, dan kebutuhan untuk mengerahkan sumber daya untuk mengelola situasi ini. Anggota kru dilatih untuk meredakan konflik dan menjaga lingkungan yang aman, tetapi dalam kasus tertentu, seperti insiden Ryanair ini, intervensi eksternal tidak dapat dihindari.

THE INDEPENDENT | TOUR AND TRAVEL WORLD 



hanomantoto