[hanomantoto]

TEMPO.CO, JakartaMakanan pedas baik untuk kesehatan tubuh. Salah satu contoh makanan pedas adalah paprika yang rendah kalori dan kaya akan vitamin serta antioksidan. Senyawa yang memberi rasa pedas pada paprika, capsaicin, telah ditemukan memiliki banyak manfaat kesehatan.

Menurut Emily Feivor, ahli diet terdaftar di Long Island Jewish Forest Hills, Queens, New York, capsaicin dapat membantu mengurangi tekanan darah tinggi, meningkatkan kolesterol baik (HDL), dan mengurangi kolesterol jahat (LDL). Sebab, capsaicin mengandung sifat antioksidan yang dapat melindungi terhadap penyakit tertentu dan meningkatkan kesehatan usus.

Kandungan antioksidan dalam makanan pedas juga dapat memberikan manfaat kesehatan lain, termasuk meningkatkan kekebalan tubuh. Dilansir dari USA Today, Feivor menjelaskan antioksidan bekerja untuk melawan radikal bebas yang membantu menimbulkan penyakit inflamasi, seperti penyakit jantung, kanker, dan gangguan autoimun. Kandungan ini dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Juru bicara Nasional Akademi Nutrisi dan Dietetika, Grace Derocha, menambahkan, “Jika berbicara tentang sistem kekebalan tubuh, makanan pedas mengandung antioksidan dan sifat antimikroba beserta vitamin, mineral, dan serat yang dapat membantu mendukung sistem kekebalan tubuh.”

Kekebalan tubuh dalam makanan pedas juga mempengaruhi tingkat potensi hidup lebih lama. Sebab, kekebalan tubuh yang sehat membuat seseorang dapat menjalani hidup lebih lama. Seseorang dengan kekebalan tubuh yang baik akibat makanan pedas dapat berkurang risiko terkena penyakit berbahaya karena adanya kandungan antioksidan. Selain itu, kekebalan tubuh yang baik juga menjaga sistem lainnya bekerja dengan semestinya dan mengarah dapat pada hidup lebih lama.

Berdasarkan studi pada 2015 yang ditulis oleh Lu Qi, asisten profesor nutrisi di Harvard T.H. Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan, ada hubungan antara seringnya mengonsumsi makanan pedas dan hidup lebih lama. Qi dan rekan-rekannya memeriksa efek kesehatan dari makan cabai dan produk cabai lainnya yang dilakukan kepada sekitar 500.000 orang dewasa Cina.

Setelah mengendalikan faktor gaya hidup, termasuk usia, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, dan pola makan, para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi makanan pedas hampir setiap hari memiliki risiko kematian dini 14 persen lebih rendah. Angka risiko tersebut sangat rendah daripada mereka yang mengonsumsi makanan pedas kurang dari sekali per minggu.

Menurut Qi, efek positif yang ditemukan dalam penelitian ini sebagian terjadi karena capsaicin, komponen aktif dalam cabai yang menghasilkan sensasi terbakar. “Bahan-bahan tertentu dalam makanan pedas, seperti capsaicin, telah ditemukan untuk meningkatkan status metabolisme, seperti profil lipid dan peradangan. Dan ini mungkin sebagian menjelaskan pengamatan dalam penelitian kami,” terang Qi. 

Meskipun dapat meningkatkan kekebalan tubuh yang mengarah pada hidup lebih lama, menyantap makanan pedas tidak boleh dikonsumsi berlebihan. Sebab, beberapa orang akan merasakan sakit perut usai mengonsumsi makanan pedas. Selain itu, jika memiliki sensitif pada lambung, sebaiknya hindari makanan pedas.

HSPH.HARVARD.EDU

Pilihan Editor: Mengenal Capsaicin, Manfaat dan Kegunaannya



hanomantoto