Kamala Harris Resmi Terima Kekalahan dari Donald Trump dalam Pilpres AS 2024
[hanomantoto]
TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Presiden Amerika Serikat dan calon dari Partai Demokrat Kamala Harris menyampaikan pidato yang mengakui kekalahannya dari Donald Trump dalam pemilihan presiden (pilpres AS). Pidato ini disampaikan di almamaternya Howard University pada Rabu petang.
Ribuan orang berkumpul di Howard University, almamater Harris, pada Selasa malam untuk menghadiri apa yang mereka harapkan akan menjadi kemenangan bersejarah bagi wanita pertama yang menjadi presiden. Mereka kembali pada Rabu untuk menunjukkan dukungan mereka setelah kekalahannya.
Disambut dengan teriakan ‘Kamala, Kamala!’, Harris mengakui hasil pilpres dan menerima kekalahannya. Namun, ia bersumpah untuk ‘tidak mengakui perjuangan yang memicu kampanye ini’, merujuk pada kampanyenya yang gagal menghentikan kembalinya Donald Trump dari Partai Republik ke Gedung Putih.
Presiden terpilih AS Donald Trump memenangkan 295 suara electoral college atau suara elektoral dan menjaring suara electoral college di negara bagian Michigan dan juga menang di Alaska.
“Dengarkan saya ketika saya berkata: Cahaya dari janji Amerika akan selalu menyala terang selama kita tidak pernah menyerah dan selama kita terus berjuang,” kata Harris.
“Meskipun saya mengakui pemilu ini, saya akan terus mendukung perjuangan yang memicu kampanye ini,” katanya kepada para pendukungnya.
Dia berjanji untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan dan melawan kekerasan bersenjata serta “memperjuangkan martabat yang layak diterima semua orang.”
Harris mengatakan telah menelepon Presiden terpilih Trump, mengucapkan selamat atas kemenangannya dan berjanji untuk melakukan peralihan kekuasaan secara damai.
Harris berpidato di hadapan hadirin yang terdiri atas mantan Ketua DPR Nancy Pelosi, para pembantu di Gedung Putih pada masa pemerintahan Presiden Joe Biden, dan ribuan penggemar yang mendengarkan soundtrack lagu “Run the World (Girls)” karya Beyonce dan “We Gon’ Be Alright” karya Tye Tribbett.
Pasangannya, Gubernur Minnesota Tim Walz, bergabung dalam massa tersebut.
Harris menduduki posisi teratas dalam kandidat Partai Demokrat pada Juli setelah Biden mengundurkan diri dan memberikan antusiasme dan dukungan baru bagi kandidat Demokrat. Namun, politikus perempuan keturunan India itu kesulitan mengatasi kekhawatiran para pemilih mengenai ekonomi dan imigrasi.
Dia mengalami kekalahan besar, dengan Trump memenangkan suara lebih besar di sebagian besar negara dibandingkan dengan kinerjanya pada 2020. Partai Demokrat bahkan gagal mengamankan negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran utama dalam menentukan pemilu.
Tinggalkan Balasan