Jumlah Pengungsi Meningkat, Status Tanggap Darurat Gunung Lewotobi hingga Akhir Tahun
[hanomantoto]
TEMPO.CO, Jakarta – Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Minggu malam, 3 November 2024, telah menyebabkan kerusakan besar dan memaksa ribuan warga mengungsi.
Aktivitas vulkanik yang memuncak pada pukul 23:57 WITA tersebut menaikkan status gunung dari Siaga (Level III) ke Awas (Level IV) pada Senin dini hari. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah pengungsi meningkat drastis dari 2.472 jiwa menjadi 4.436 jiwa, dengan korban meninggal sebanyak 9 orang, dan puluhan lainnya terluka.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menunjukkan erupsi ini ditandai dengan amplitudo hingga 47,3 mm dan durasi 1.450 detik, sehingga seluruh warga dalam radius 7 kilometer dari puncak gunung diimbau segera mengungsi.
Pemerintah telah menyiapkan titik-titik pengungsian di enam kecamatan yang menampung para pengungsi di rumah warga dan fasilitas umum.
Letjen TNI Dr. Suharyanto, Kepala BNPB, langsung memantau situasi di lokasi pengungsian pada Selasa. Dia menegaskan selama masa tanggap darurat, pemerintah akan memenuhi kebutuhan dasar pengungsi, termasuk makanan, air bersih, pakaian, hingga perlengkapan bayi. “Kami pastikan semua kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi selama masa tanggap darurat ini,” ujarnya.
BPBD bersama Pemda Flores Timur mendirikan dapur umum dan menyediakan logistik, seperti air minum, selimut, kasur, serta perlengkapan medis untuk korban yang terluka. Tim medis dari Puskesmas, IDI Flores Timur, dan petugas kesehatan lainnya juga sudah berada di lokasi untuk menangani korban luka.
Walau erupsi utama sudah terjadi, ancaman lahar hujan dan hujan abu masih tinggi. Jika hujan deras turun, lahar dapat melanda kawasan sekitar, terutama di Desa Dulipali, Padang Pasir, dan Nobo. BNPB meminta warga menggunakan masker untuk melindungi diri dari abu vulkanik yang dapat membahayakan kesehatan.
Kabupaten Flores Timur telah menetapkan status Tanggap Darurat yang berlaku selama 58 hari, dari 4 November hingga 31 Desember 2024. Masyarakat diimbau tetap waspada dan selalu mengikuti arahan dari tim penanggulangan bencana serta memperhatikan informasi resmi terkait potensi bahaya lebih lanjut.
Tinggalkan Balasan