[hanomantoto]

TEMPO.CO, Jakarta – Gerakan Pemuda (GP) Ansor DKI Jakarta menunda pelaporan terhadap calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 1, Suswono, hingga pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 usai.

Awalnya GP Ansor DKI Jakarta akan melaporkan Suswono ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri atas dugaan penistaan agama pada Kamis kemarin. Namun, mereka berubah pikiran.

“Belum (melapor), masih kami tunda,” ucap Sekretaris GP Ansor DKI Jakarta, Sulton Mu’minah saat dihubungi lewat aplikasi perpesanan pada Jumat, 8 November 2024.

Sulton menjelaskan melaporkan Suswono ke Bareskrim Polri penting bagi GP Ansor, tapi pihaknya juga mencermati perkembangan Pilkada DKI. Ia khawatir pelaporan salah satu kandidat kepala daerah berbuntut adanya kelompok-kelompok yang ikut menunggangi aksi organisasinya.

Namun, Sulton menyatakan pelaporan GP Ansor terhadap Suswono hanya ditunda, bukan dibatalkan.

Ketika disinggung soal kemungkinan laporannya diarahkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Sulton tidak menampik pihaknya menghindari hal itu. Ia yakin candaan Suswono soal ‘janda kaya’ pantas diperkarakan ke Bareskrim Polri. “Menurut kami perbuatan Bapak Suswono adalah tindak pidana,” kata Sulton.

Sulton mengatakan lembaganya akan mengadukan pernyataan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut ke kepolisian dengan tuduhan dugaan penistaan agama. Ia mengatakan keputusan GP Ansor Jakarta itu diambil setelah berdiskusi dengan beberapa pihak, termasuk para kiai di Jakarta.

Pernyataan Suswono tentang ‘janda kaya’ terlontar saat mantan Menteri Pertanian itu mengikuti kegiatan organisasi kemasyarakatan Bang Japar di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan pada Sabtu, 26 Oktober lalu.

Awalnya Suswono menceritakan program Kartu Anak Yatim. Lalu, para orang tua tunggal, terutama dari kalangan ibu-ibu mempertanyakan program kesejahteraan serupa.

“Kemarin ada yang nyeletuk, ‘Pak ada Kartu Janda, nggak?’,” kata Suswono. Ia lantas menyampaikan program kesejahteraan sosial yang diusung oleh pasangan calon Ridwan Kamil-Suswono (Rido). Program itu akan menyentuh semua kalangan, termasuk para janda yang miskin.

Suswono mencontohkan kisah Nabi Muhammad SAW yang menikah dengan Siti Khadijah, seorang pengusaha yang kaya. Nabi Muhammad menikah dengan Siti Khadijah ketika masih berusia 25 tahun, atau sebelum diangkat oleh Allah menjadi nabi dan rasul. “Nah, itu contoh (janda) kaya begitu,” kata Suswono.

Alfitria Nefi P. berkontribusi dalam penulisan artikel ini.



hanomantoto