[hanomantoto]

TEMPO.CO, Jakarta – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad mengakui bertanggung jawab untuk pertama kalinya atas ledakan pager massal yang mengguncang Lebanon hampir dua bulan lalu.

Setidaknya 26 orang tewas dan lebih dari 3.200 lainnya terluka ketika ribuan perangkat pager meledak di beberapa wilayah di Lebanon pada 17 dan 18 September.

Sejumlah orang terluka kritis akibat kehilangan tangan, mata hingga perut terburai akibat ledakan tersebut.

“Ada pejabat senior di lembaga pertahanan dan eselon politik Israel yang menentang operasi pager, serta eliminasi [pemimpin Hizbullah Hassan] Nasrallah,” Netanyahu mengatakan dalam pertemuan Kabinet seperti dikutip oleh Channel 12 Israel.

“Sebelum operasi pager, mereka mengatakan kepada saya bahwa Amerika Serikat akan menentangnya, namun saya tidak mendengarkan mereka,” tambahnya.

Ini adalah pertama kalinya pejabat tinggi Israel secara terbuka mengakui tanggung jawab atas ledakan massal perangkat komunikasi nirkabel yang menyasar pejabat dan anggotan Hizbullah di Lebanon.

Nasrallah dibunuh dalam serangan udara Israel di Beirut selatan pada 27 September.

Kampanye udara besar-besaran Israel di Lebanon telah berlangsung sejak akhir September terhadap apa yang mereka klaim sebagai sasaran Hizbullah, sebuah peningkatan peperangan lintas batas selama setahun sejak dimulainya perang Gaza.

Lebih dari 3.100 orang tewas dan lebih dari 13.800 orang terluka dalam serangan Israel sejak Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan Lebanon.

Israel melancarkan serangan ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.

REUTERS | THE TIMES OF ISRAEL



hanomantoto