BNPB Geser Dua Pengungsian yang Terdampak Abu Erupsi Gunung Lewotobi, Jumlah Pengungsi Masih Bertambah
[hanomantoto]
TEMPO.CO, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana memindahkan dua pos pengungsian di Desa Hikong dan Desa Kringa di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang sempat terdampak hujan abu dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Lukmansyah, menyebut abu tetap menjangkau kedua desa yang jaraknya sudah mencapai 15 kilometer dari gunung, melebihi radius aman yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
“(Pengungsian) akan digeser ke Flores Timur di Kampung Kanada, sehingga mereka tidak terganggu lagi hujan pasir dan debu,” katanya melalui keterangan tertulis, Ahad, 10 November 2024.
Sesuai catatan BMKG hingga Sabtu malam, 9 November, lalu, jumlah pengungsi yang terdampak letusan Gunung Lewotobi kian meningkat. Jumlahnya melonjak setelah perluasan zona rekomendasi sektoral menjadi 9 kilometer barat daya – barat laut. BNPB mencatat 11.445 warga lokal memilih mengungsi.
Pengungsi dari Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka tersebar di tujuh kecamatan. Mereka berada di Kecamatan Titehena (sebanyak 5.838 jiwa), Kecamatan Wulanggitang (1.263 jiwa), Kecamatan Demon Pagong (302 jiwa), Kecamatan Larantuka (296 jiwa), Kecamatan Ile Mandiri (20 orang), Kecamatan Ilebuira (127 jiwa), Kecamatan Lewolema (23 jiwa), serta di Pulau Adonara (12 jiwa). Adapun jumlah pengungsi di area Kabupaten Sikka mencapai 3.564 jiwa.
Lukmansyah memastikan kebutuhan pengungsi di pos selalu dipenuhi, terutama soal kesediaan makanan. “Psikosial sudah dilakukan untuk menghibur,” katanya. “Rencananya kegiatan belajar mengajar akan dimulai hari Senin (11 November 2024), sambil kita menyiapkan sarana prasarana dan juga gurunya.”
Dia mengimbau warga yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi segera beranjak ke lokasi pengungsian terpusat agar kelayakan dan kebutuhan dasarnya dapat terpenuhi. BNPB juga menyediakan bus untuk mengangkut warga ke pos pengungsian.
“Saya telah menghubungi PT PLN (Persero) untuk memperbesar daya dan juga genset agar (kelistrikan) tempat pengungsian dapat bekerja,” ucap dia. Lukmansyah juga menyinggung soal bantuan obat untuk anak-anak berbentuk sirup dari dinas kesehatan setempat.
Tinggalkan Balasan