Respons Pramono Anung saat Warga Kritik Ondel-Ondel Dipakai Ngamen
[hanomantoto]
TEMPO.CO, Jakarta – Calon gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung merespons permintaan warga agar menindak para pangamen ondel-ondel jika memenangi pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jakarta 2024. Permintaan ini disampaikan oleh Hamzah Wahab, Ketua Umum Pendukung Anies Presiden atau PAS Presiden saat kampanye akbar Forum Komunikasi Anak Betawi atau Forkabi.
Pramono mengatakan bahwa dia tidak ingin membahas sesuatu yang nantinya bakal menjadi perdebatan. Kendati begitu, dia tetap akan menjunjung budaya Betawi untuk terus berkembang di Jakarta jika terpilih sebagai gubernur.
“Bagi saya apapun itu, memang budaya Betawi harus dijunjung tingi. Saya tidak mau masuk ke dalam wilayah perdebatan yang menurut saya orang mencari nafkah dengan menggunakan ondel-ondel itu pro kontra,” ujar Pramono, Sabtu, 9 November 2024.
Mantan Sekretaris Kabinet ini menyebut budaya Betawi memang harus dikurasi menjadi lebih berkembang untuk memunculkan wajah baru bagi Jakarta. Hal ini disebutnya akan tercipta jika akar dari kebudayaan Betawi diperkuat dan kokoh untuk menghadapi kebaruan tradisi di masa mendatang.
“Contohnya seperti yang sering saya sampaikan, menerima tamu tidak lagi pakai kopi atau teh, tapi bir pletok yang menjadi minuman tradisional Betawi, dan sebagainya-sebagainya,” ujar Pramono.
Hamzah Wahab, Ketua Umum Pendukung Anies Presiden atau PAS Presiden meminta penggunaan ondel-ondel untuk mengamen ditertibkan. Ia merekomendasikan dibentuk aturan mengenai ondel-ondel yang dipakai mengamen di Jakarta. Menurut dia, tidak seharusnya budaya yang menjadi ikon Betawi dijadikan alat untuk mengamen.
“Bagi yang mengamen pakai ondel-ondel, kami jewer dikit. Lu pakai ngamen, besok kami kenakan pasal,” ujar Hamzah didampingi Ketua Forkabi, Abdul Ghoni.
Soal ondel-ondel dipakai mengamen bukan persoalan yang baru. Koran Tempo pernah menerbitkan laporan ihwal ondel-ondel dipakai mengamen, pada 29 Maret 2021. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun sudah melarang ondel-ondel dijadikan alat mengamen, alasannya untuk memuliakan warisan budaya Betawi yang menjadi ikon Jakarta.
Ahmad Riza Patria-saat masih menjabat wakil gubernur Jakarta-mengatakan bahwa pengamen ondel-ondel dirazia karena mereka mengganggu ketertiban dan lalu lintas. Menurut Riza, ondel-ondel harus ditempatkan pada porsi atau posisi yang lebih terhormat. Ia pun menyayangkan ondel-ondel kini justru dijadikan alat mengamen, bahkan cenderung mengemis. “Banyak juga masyarakat yang mengaku merasa terganggu,” ucapnya.
Kebijakan ini pun telah disetujui oleh banyak pihak di pemerintahan, sebab pada Juli 2020, Dinas Kebudayaan DKI telah menggelar rapat bersama suku dinas kebudayaan di lima wilayah DKI, Lembaga Kebudayaan Betawi, dan perwakilan pegiat seni ondel-ondel. Lewat rapat itu, Dinas Kebudayaan membentuk Satuan Tugas Pembinaan Pegiat Seni Ondel-ondel. Satgas yang melibatkan Lembaga Kebudayaan Betawi, Satpol PP, dan Dinas Sosial itu diberi tugas meminimalkan penggunaan ondel-ondel sebagai alat mengamen.
Pilihan Editor: Mangkir 2 Kali, Bawaslu DKI Beri Suswono Lima Hari untuk Penuhi Panggilan
Tinggalkan Balasan