[hanomantoto]

TEMPO.CO, JakartaPemerintah Tajikistan melarang game Counter-Strike dan Grand Theft Auto (GTA) dengan alasan game itu mengandung konten kekerasan dan tidak bermoral yang dikhawatirkan dapat mendorong orang untuk melakukan tindakan kriminal.

“Kami mendapati bahwa para remaja dan anak muda yang sering memainkan game-game ini terpengaruh secara negatif dan melakukan berbagai tindakan kriminal,” kata Kementerian Dalam Negeri Tajikistan seperti dikutip Dexerto, 4 November 2024.

Kebijakan tersebut menambah daftar negara yang lebih dulu melarang peredaran game GTA. Selain Tajikistan, berikut sejumlah negara yang membatasi game milik pengembang video game Rockstar Studios tersebut. 

Australia menjadi salah satu negara yang sangat membatasi GTA, terutama pada kelayakan kontennya. Bahkan, Rockstar sempat beberapa kali mengeluarkan versi yang lebih “ramah” untuk kebijakan kekerasan di Australia. Namun, GTA tetap dilarang di Australia, terlebih saat GTA V yang mempromosikan kekerasan terhadap perempuan. 

Jerman adalah salah satu negara yang keras menentang peredaran game milik Rockstar Studios tersebut. Total, ada empat seri GTA yang dilarang beredar di Jerman. Alasan pelarangan tersebut adalah karena GTA memberi dampak luar biasa terhadap kekerasan yang brutal. Meskipun begitu, pelarangan tersebut hanya berlaku sampai GTA 3. GTA  4 dan GTA V tidak pernah disensor lagi. 

Arab Saudi juga sangat membatasi peredaran game ini dan Rockstar sering kali menghadapi masalah hukum di negara ini. Namun, titik puncak pelarangan game ini adalah ketika anak berusia 12 dan 13 tahun di Saudi bunuh diri dalam sebuah tantangan online bertajuk “Blue Whale”. 

Meski tidak dilarang seutuhnya, tetapi GTA telah beberapa kali menghadapi masalah hukum di Amerika Serikat, terutama dalam serinya GTA San Andreas. Pada 20 Juli 2005, Rockstar didenda karena telah menambahkan konten seksual di gim tersebut. Saat itu, GTA San Andreas langsung dihapus dari pasaran dan membuat Rockstar harus merilis ulang GTA San Andreas di Amerika Serikat. 

Jepang memang dikenal memiliki hukum yang ketat soal konten kekerasan. Sejak awal 2000-an, Jepang secara hukum memang telah melarang peredaran gim-gim berbau kekerasan, salah satunya adalah GTA. Meskipun begitu, GTA V tetap bisa beredar di Jepang meski dengan perubahan dan sensor yang besar-besaran. 

Pelarangan di berbagai negara ini tentu menjadi perhatian Rockstar yang akan merilis GTA 6 di musim gugur tahun depan. ak penggemar di seluruh dunia memperdebatkan kapan trailer berikutnya akan diluncurkan. Sayangnya bagi penggemar GTA di Tajikistan, mereka mungkin tidak dapat menikmati salah satu perilisan game yang paling dinantikan ini.



hanomantoto