4 Faktor yang Buat Penjualan Mobil di Indonesia Mengalami Stagnan
[hanomantoto]
GOOTO.COM, Jakarta – MarkPlus membuka sejumlah riset tentang faktor yang membuat penjualan mobil di Indonesia mengalami stagnan. Hal itu mereka ungkapkan di acara Automotive Industry Roundtable dengan tema Navigating The Future of The 4W Industry pada Rabu, 6 November 2024.
Iklan
CEO MarkPlus Inc Iwan Setiawan menyampaikan bahwa hasil studi riset yang dipaparkan ini telah rampung sejak Agustus 2024, namun tetap dikembangkan kembali selama dua bulan terakhir. Dengan banyaknya klien dari sektor otomotif, MarkPlus memiliki basic knowledge serta pemahaman kuat pada industri ini.
Dirinya mengatakan, menurunnya daya beli konsumen dan penjualan yang stagnan terjadi karena beberapa faktor. Menurut dia, ada empat hal yang membuat kondisi tersebut melanda pasar otomotif Indonesia.
“Ikatan ekonomi yang menjadi hambatan utama pembelian mobil baru di Indonesia cukup signifikan,” kata Iwan.
Berdasarkan risetnya, sebanyak 56 persen konsumen menganggap harga mobil baru terus meningkat di luar kemampuan pendapatan mereka, 50 persen merasa pajak yang dikenakan terlalu tinggi, 37 persen menghadapi suku bunga leasing yang memberatkan, dan 26 persen lainnya lebih memilih mobil bekas dengan harga yang sama.
“Hal ini menggarisbawahi pentingnya meningkatkan keterjangkauan dan nilai dalam pasar mobil baru untuk menarik minat konsumen,” lanjut Iwan.
Lebih lanjut dirinya menyebut kenaikan harga mobil baru yang tidak seimbang dengan pertumbuhan pendapatan rumah tangga dan peningkatan suku bunga Bank Indonesia (BI), memengaruhi niat pembelian masyarakat melalui pembiayaan kredit kendaraan.
Pada tahun ini, harga mobil baru meningkat 37 persen sejak 2014, sedangkan pendapatan rumah tangga hanya naik 28 persen dalam periode yang sama. Hal ini akhirnya membuat daya beli menurun dan menyebabkan konsumen semakin selektif dalam memilih kendaraan.
Menurut Iwan, ada beberapa cara agar industri otomotif Tanah Air bisa tumbuh kembali. Salah satunya dengan fokus menghadirkan mobil elektrifikasi. Ia mengatakan bahwa dengan memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan, industri otomotif Indonesia memiliki peluang besar untuk tumbuh.
“Toyota mendominasi segmen hybrid dengan pangsa pasar yang sangat kuat, mencapai 67%. Sementara itu, di segmen kendaraan listrik baterai (BEV), Wuling memimpin dengan pangsa pasar sebesar 47%. Ini menunjukkan dominasi Toyota di pasar hybrid dan tingginya penerimaan konsumen terhadap Wuling di pasar kendaraan listrik, mencerminkan tren yang menarik dalam preferensi konsumen Indonesia,” tutup dia.
Pilihan Editor: Moto Guzzi V7 Stone Corsa Special Edition Meluncur di Indonesia
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto
Tinggalkan Balasan