200 Delegasi Misi Dagang Kanada akan Berkunjung ke Indonesia pada Desember
[hanomantoto]
TEMPO.CO, Jakarta – Indonesia dan Kanada tengah menindaklanjuti hubungan bilateral ekonomi kedua negara. Misi dagang Kanada yang beranggotakan 200 delegasi akan berkunjung ke Indonesia pada Desember 2024 dan perundingan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) telah memasuki putaran ke-10 bulan ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste Jess Dutton di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat pada Rabu, 6 November 2024. Mereka membahas berbagai progres kerja sama kedua negara.
Salah satu bahasan adalah tentang rencana kunjungan misi dagang Kanada. “Menteri Perdagangan Kanada dan lebih dari 200 orang Delegasi Bisnis Kanada dari berbagai sektor akan menggali potensi kerja sama yang menjadi prioritas kedua negara dan lebih memahami regulasi bisnis di Indonesia,” kata Dutton, seperti dikutip dari keterangan pers Kemenko Perekonomian pada Kamis, 7 November 2024.
Rencana kunjungan tersebut telah dibicarakan sejak berbulan-bulan lalu. Merujuk pada jadwal di situs web pemerintah Kanada, negara itu akan mengirim misi dagang ke Indonesia dan Filipina pada 1-6 Desember 2024, dipimpin oleh Mary Ng selaku Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional dan Perkembangan Ekonomi.
Misi tersebut akan berfokus pada beberapa sektor seperti pertanian dan makan olahan, energi bersih, hingga infrastruktur.
Selain membicarakan misi dagang, Indonesia dan Kanada berharap agar perundingan ICA-CEPA dapat segera rampung dan ditandatangani dalam waktu dekat. “Kami akan berkoordinasi untuk penyelesaian ICA-CEPA secepatnya,” kata Airlangga.
Perundingan putaran ke-10 ICA-CEPA telah berlangsung di Bandung, Jawa Barat pada Selasa, 5 November lalu. Perembukan yang dihadiri Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti itu berupaya menuntaskan beberapa isu yang masih tersisa.
Beberapa di antaranya meliputi penyelesaian atas akses pasar barang, jasa, dan investasi; ketentuan asal barang; isu perdagangan dan pembangunan keberlanjutan; serta diskusi mengenai mineral kritis.
Dalam pertemuan di kantornya, Airlangga juga menyampaikan kepada Dutton beberapa prioritas pemerintah Indonesia di bawah Presiden Prabowo Subianto. Prioritas yang ia sebutkan mencakup mineral kritis, isu pangan, dan energi.
Dutton pun menyinggung berbagai prioritas kerja sama yang digarap oleh kedua negara, meliputi proses aksesi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), dan Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP).
Menurut catatan Kemendag, total perdagangan Indonesia-Kanada periode Januari-Juli 2024 mencapai US$ 2,08 miliar. Pada periode yang sama, ekspor Indonesia ke Kanada tercatat sebesar US$ 811,50 juta, sedangkan impor Indonesia dari Kanada sebesar US$ 1,27 miliar. Sementara itu, pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 3,44 miliar.
Komoditas ekspor andalan Indonesia ke Kanada adalah perlengkapan telepon, hasil produksi atau limbah, karet alam, aksesori, dan koper. Sedangkan, komoditas impor utama Indonesia dari Kanada yaitu gandum, pupuk, kedelai, dan serbuk kayu.
Tinggalkan Balasan